Sabtu, 12 Maret 2016

INSERT MENSTRUAL PAD


Insert bamboo memiliki karakteristik tekstur yang kesat halus, kontur yang lemas serta tipis. Insert bamboo yang beredar dipasaran, di klaim terbuat dari serat alami bamboo. Sedangkan insert microfiber terbuat dari serat sintetis dengan karakteristik sedikit kasar dengan kontur yang lebih kaku dan agak tebal dari pada insert bamboo.

Dari segi berat jenisnya, Insert microfiber jauh lebih ringan daripada insert bamboo. Namun demikian, keduanya memiliki daya serap yang sama-sama tinggi.

Dalam penggunaannya, insert microfiber tidak bisa digunakan dengan cara bersentuhan langsung dengan kulit. Karena akan membuat kulit menjadi kering (karena daya serapnya). Oleh karena itu, produk yang beredar biasanya insert dilapisi dengan kain microfleece untuk penggunaan sebagai soaker pad pada diaper cover. Penggunaan insert microfiber pada diaper Pocket lebih umum karena lebih aman walau insertnya mengandung lapisan microfiber saja.

Berbeda dengan insert bamboo yang tidak bermasalah jika dalam penggunaannya langsung bersentuhan dengan kulit, karena tidak membuat kulit menjadi kering. Namum kelemahan pada insert bamboo terletak pada proses pengeringan yang lama dari pada insert microfiber. Lihat perbedaannnya di tabel berikut:


Bamboo
Microfiber
BahanSerat bamboo organik   Serat sintetis
KonturLemasAgak kaku
TeksturKesat halusAgak kasar
Paparan di kulit  Tidak membuat keringMembuat kering
KetebalanLebih tipisLebih tebal dari bamboo
Berat Jenislebih berat2x lebih ringan dari bamboo
PengeringanKering lebih lamaCepat kering daripada bamboo
Daya SerapTinggiTinggi

Produk yang beredar memiliki ciri khas masing-masing. Ada menggunakan lapisan insert microfiber murni, inser microfiber yang dilapisi kain microfleece. Ada insert bamboo murni, ada pula insert bamboo yang didalamnya dikombinasi dengan lapisan microfiber. Jadi perbedaan produk ini mempengaruhi kontur dan ketebalan produk yang dihasilkan.

Jadi, perbandingan diatas dapat menjadi pertimbangan dalam memilih clodi yang cocok. Anda dapat memilihnya berdasarkan oleh kebutuhan balita anda serta sesuai selera dan gaya hidup anda.

Bagi anda yang baru mulai mencoba, anda dapat mencoba keduanya untuk memastikan mana yang lebih cocok dengan kebutuhan, selera dan gaya hidup anda.

Semoga bermanfaat.

MEMAHAMI MENSTRUASI



Beda haid dengan perdarahan adalah penampakan darahnya. Darah akibat perdarahan berwarna merah segar mengalir, seperti kalau tersayat pisau. Sementara darah haid akan menetes, terdapat gumpalan lendir kental, dan warnanya merah marun. Untuk mengetes, bisa dilap memakai tisu dan dilihat, ada gumpalan atau tidak. "Jumlah darah yang keluar juga harus diperhatikan. Ukuran normalnya adalah 1-6 pembalut atau 35-50 cc per siklus. Lebih atau kurang dari itu berarti tidak normal," lanjut Dewi.
Usia Menarche
Siklus haid yang normal paling sedikit 15 hari. Kalau belum 15 hari sudah berdarah lagi, berarti tidak normal. Atau sebaliknya, 2-3 bulan tidak haid, berarti tidak normal. Usia menarche atau usia awal haid yang normal adalah usia pubertas, paling muda usia 8-10 tahun dan paling lambat 17-18 tahun. Dua atau tiga tahun sebelum haid normal, biasanya sudah muncul tanda-tanda seperti rambut pubis dan rambut halus mulai ­muncul, ­payudara mulai tumbuh. Setelah itu, baru seorang wanita mendapat haid.
Dua sampai tiga tahun pertama menarche, haid boleh tidak teratur. Tapi, kalau haid lebih dari 15 hari terus menerus, harus diobati. Pasalnya, darah haid bisa menyebabkan infeksi. Darah yang keluar terus menerus di vagina akan membuat kuman di daerah ini mendapat pasokan makanan, sehingga bisa menimbulkan infeksi.  
Ada beberapa faktor yang memengaruhi usia menarche, di antaranya berat dan tinggi badan, makanan junk food yang membuat anak lebih cepat tumbuh, dan sudah tercapainya umur (biasanya 8-10 tahun) atau berat badan 40 kg. "Kalau ini sudah tercapai dan kadar lemak sudah cukup untuk memproduksi hormon estrogen, ya sudah bisa haid," jelas Dewi.
Faktor kedua adalah faktor keturunan. Misalnya, jika ibunya mendapat haid pertama di usia yang relatif muda, maka anak pun bisa jadi mendapat haid di usia yang juga relatif muda, sama halnya seperti menopause. Faktor lainnya yang memengaruhi adalah pengetahuan anak mengenai seks yang lebih dini. "Anak-anak sekarang, kan, sudah bisa browsing melalui internet," lanjutnya.
Nyeri Haid
Ada beberapa jenis gangguan haid, antara lain haid yang terlalu singkat atau terlalu lama (siklus), atau darah yang keluar terlalu sedikit atau terlalu banyak (jumlah). "Sedikit banyaknya jumlah haid tergantung dari jumlah darah yang rontok dari dinding rahim," jelas Dewi.
Normalnya, jumlah darah yang keluar saat haid adalah 35 - 50 cc per satu siklus. Kalau kelebihan, bisa disebabkan hormon yang tidak seimbang. Pada wanita yang sudah berkeluarga, bisa karena pemakaian IUD yang membuat rahim membesar, sehingga darah yang keluar banyak. Bisa juga karena penebalan dinding berlebihan, atau karena myom atau kista. Sementara kalau jumlah darah haid yang keluar kurang, bisa jadi karena anemia (kurang darah).
"Tapi, yang paling banyak dialami perempuan sebetulnya adalah gangguan nyeri haid. Padahal, haid yang normal seharusnya tidak sakit. Kalau sakit, ya, sebaiknya diobati. Kapan sakitnya, bagaimana sakitnya? Kalau sebelum haid biasanya karena premenstrual syndrome," lanjut Dewi.
Gangguan haid juga bisa jadi merupakan gejala dari penyakit atau gangguan tertentu. Yang paling banyak adalah gangguan ketidakseimbangan hormon (hormone imbalance). Misalnya, terlalu banyak hormon estrogen. Kalau darah haid yang dikeluarkan terlalu banyak, maka rahim otomatis juga menguras berlebihan, sehingga sakit. "Kalau hormonnya berlebihan, kontraksi rahim pun berlebihan, sehingga lama-lama bisa menjadi kista," lanjut Dewi.
Benarkah Haid?
Penanganan gangguan haid tergantung penyebabnya. Menurut Dewi, yang harus dipastikan adalah apakah darah yang keluar itu darah haid atau bukan. Kadang-kadang, pasien mengatakan bahwa darah yang keluar adalah darah haid, padahal ternyata bukan. "Bisa jadi itu keputihan berdarah, luka karena polip, atau luka pada dinding vagina. Jadi, harus didiagnosa dulu penyebabnya, baru diobati," lanjutnya.
Jika gangguannya sekedar gangguan hormonal (dysfunctional uterine bleeding/DUB), biasanya dokter akan mengatur siklus haid (siklik) supaya teratur. "Kalau ada kelainan anatomi, ya, diperbaiki. Misalnya ada tumor, kista, atau myom. Seberapa besar, perlu dioperasi atau tidak, dan sebagainya."
Yang tak kalah penting adalah kebersihan vagina yang harus ekstra dijaga pada saat haid. Prinsip kebersihan vagina adalah bersih dan kering. "Kering sangat penting, karena ketika haid, kan pakai pembalut terus. Vagina itu seperti tabung sepanjang 9 cm. Kalau ditutupin terus dengan pembalut jadinya lembab, dan bisa menimbulkan keputihan karena jamur," jelas Dewi.
Makanya, pembalut sebaiknya rutin diganti setiap 3-4 jam. Kalau sudah selesai haid, tidak perlu memakai pembalut yang tebal, cukup pembalut yang tipis saja. Kalau haid sudah bersih, tidak perlu memakai panty liner, cukup memakai celana dalam berbahan katun yang berpori. "Pemakaian pembersih yang mengandung antiseptik juga tidak boleh. Sebaiknya gunakan pembersih dengan pH balance, atau cukup menggunakan air bersih mengalir," kata Dewi

Sumber : Majalah NOVA 2011

14 TIPS CARA MEMAKAI PEMBALUT AGAR NYAMAN UNTUK KESEHATAN VAGINA

Hai...women!!
Semangat Go Green yaaa, kita mulai belajar lagi nih soal kesehatan vagina selama menstruasi. Jika perlu cateeet !!!
Yang mau order pembalut kain wanita, silahkaan langsung capcus di 08128-752-7777 (sms/wa/line) pin bbm 7EB21771 dan klik www.pembalutkainwanita.com



Dicopas dari Tabloid Juli 2015
Terlepas dari kontoversi yang beredar kemarin seputar pembalut wanita yang mengandung klorin atau pemutih kertas, membiasakan diri menjaga kebersihan  organ vital juga sangat penting ketika sedang haid.
Memilih produk pembalut yang aman sekaligus megetahui cara memakai pembalut agar nyaman sangat berperan demi menjaga kesehatan organ vagina Anda. Salah satunya dengan mengganti pembalut, paling tidak 3 sampai 4 jam sekali agar bakteri tidak hinggap di tempat yang membahayakan.
Semoga 14 tips cara memakai pembalut agar nyaman dan aman dari tabloidnova.com bisa membantu Anda demi meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan organ vagina.
1. Jenis Pembalut
Pilihlah pembalut dengan ketebalan, daya serap, bentuk dan model yang sesuai. Semakin sedikit cairan yang keluar, maka semakin tipis pembalut yang diperlukan. Sebagian pembalut yang lebih tipis sudah cukup baik daya serapnya. Pembalut jenis ini lebih nyaman dipakai, seperti tak memakai pembalut saja.

Bedakan saat menggunakan pembalut  tipis, sedang, atau tebal, serta panjang pembalut. Cobalah beberapa merek dan model sebelum menentukan pembalut yang cocok. Pembalut malam hari ukurannya lebih panjang, dibuat khusus untuk berbaring.
Ada juga pembalut dengan sayap dan tanpa sayap. Sayap pada pembalut adalah bagian yang bisa dilekatkan pada celana dalam. Sayap ini menjaga pembalut agar tidak bergeser dan aman menempel di celana. Selain pembalut, ada pantyliner yang bisa berguna ketika haid Anda akan selesai dan cairan darah tinggal sedikit.

2. Hindari Wangi
Sebaiknya hindari pembalut yang wangi, apalagi jika kulit Anda sensitif. Pembalut seperti ini bisa mengiritasi daerah-daerah sensitif Anda. Pilih pembalut dari bahan sangat lembut dan lentur karena akan mengurangi iritasi di daerah kulit vagina. Pastikan pembalut bukan terbuat dari kertas daur ulang (pulp).


3. Daya Serap Tinggi
Untuk mengetahui sejauh mana daya serap sebuah pembalut, tuangkan sedikit air pada pembalut untuk melihat seberapa banyak cairan yang bisa diserap. Pilihlah pembalut dengan daya serap tinggi, tidak lembap pada permukaannya ketika dipakai, dan nyaman, agar tidak mengganggu aktivitas.

4. Kemasan Rapat
Saat membeli pembalut, pastikan kemasan dalam keadaan baik dan tertutup rapat, serta ada tanggal kedaluwarsanya.

5. Bawa Persediaan
Bawalah satu atau dua buah pembalut sebagai persediaan dan simpan di tas. Jika haid baru mulai dan Anda tidak memiliki pembalut, gunakan tisu toilet, namun gantilah setiap satu atau dua jam sekali.


6. Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Ganti Pembalut
Kenakan pembalut pada posisinya. Cucilah tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.


7. Rajin Ganti
Jika pembalut terasa gatal atau membuat kulit teriritasi, gantilah pembalut dengan jenis yang lain. Supaya terjaga kebersihannya, gantilah pembalut setiap 3-4 jam untuk menghindari gatal dan bau tak sedap. Lakukan proses ini berulang, bahkan meski pembalut Anda belum penuh dengan cairan.

Jika posisi pembalut sudah tak nyaman, segera ganti pembalut atau perbaiki posisi pemasangannya. Hal ini bisa juga terjadi karena penyerapannya kurang baik, bau yang ditimbulkan, atau jenis, ukuran, bentuknya tidak sesuai untuk Anda.

8. Rutin Periksa
Lakukan pemeriksaan rutin, khususnya pada saat-saat banyak mengeluarkan cairan. Dengan cara ini, Anda akan segera tahu seberapa sering perlu mengganti pembalut. Memeriksa pembalut setiap 1-2 jam sudah cukup.


9. Perlu Bernapas
Sebagian perempuan selalu memakai pembalut atau pantyliner karena mereka merasa vaginanya menjadi lebih bersih dan “segar.”

Sebaiknya, jangan gunakan pembalut jika tidak memerlukannya. Vagina pun perlu bernapas. Memakai pembalut membuat bakteri berkembang dalam kondisi panas. Jadi, jika Anda tidak haid, gunakan saja celana dalam katun yang nyaman.

10. Bersihkan Daerah Kewanitaan
Pembalut yang terlambat diganti bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Keduanya akan tumbuh subur di tempat-tempat yang lembap.

Segera bersihkan vagina dengan membasuhkan air bersih dari arah depan ke belakang. Jika dari arah sebaliknya justru bisa memindahkan bakteri yang banyak bersarang di anus ke wilayah organ reproduksi. Akibatnya bisa timbul gatal-gatal.

11. Hindari Celana Ketat
Hindari celana dalam yang terlalu ketat karena akan menekan otot luar organ intim dan menciptakan kelembapan. Lebih baik pakailah celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun yang mudah menyerap keringat. Hindari pula celana jins yang terlalu ketat di daerah selangkangan.


12. Toilet Umum
Saat berada di toilet umum, jangan gunakan air di ember atau penampungan untuk membersihkan kelamin. Gunakan air dari keran yang mengalir karena akan lebih aman.


13. Bungkus Rapat
Buanglah pembalut dengan cara yang benar. Ketika mengganti pembalut, bungkus rapat pembalut yang sudah dipakai dengan pembungkus pembalut yang baru atau tisu toilet. Buang ke tempat sampah tertutup yang khusus untuk pembalut jika ada.


14. Bersihkan Noda
Semakin sedikit kotoran yang ditimbulkan, maka akan semakin sedikit bakteri yang muncul, dan Anda akan semakin sehat. Kalau darah haid sampai menodai celana atau baju, segera cuci dengan air dingin.